ACARA I IDENTIFIKASI TANDA-TANDA IKAN SEHAT-SAKIT Nama : Dinda Adinapraja NIM : B0A013013 Asisten : Samidi LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELOLAAN KESEHATAN ORGANISME AKUATIK KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN PURWOKERTO 2015 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Parameter umum penentu ikan dalam keadaan sakit / sehat adalah tingkah laku ikan (cara berenang, cara makan), dan abnormalitas tubuh (warna, bentuk, produksi lender dan kondisi). Pengambilan keputusan ikan sehat / sakit atau terserang penyakit dapat diperhatikan melalui gejala-gejala atau tanda-tanda karakteristik baik dari kelainan luar maupun organ dalamnya. Keputusan yang diambil harus secermat mungkin, baik secara individu maupun kelompok ikan (Sunarto, 2005). Tingkah laku cara berenang / gerakan yang menyimpang dengan menggosok-gosokan tubuh kebenda /tepi kolam, terapung, bahkan melingkar-lingkar dapat disebabkan salah satunya oleh parasit yang menempel pada tubuh ikan sehingga gatal. Dapat mengakibatkan penularan jika parasite yang ditemukan merupakan parasite infeksius. Kurangnya mengambil oksigen atau nafas terengah-engah dengan frekuensi yang meningkat serta hilangnya keseimbangan bahkan nafsu makan hilang dapat menandakan ikan hamper mati (Sunarto, 2005). Abnormalitas ada tidaknya luka, kelainan warna menjadi pucat atau kemerah-merahan dengan produksi lendir menurun, merupakan salah satu tanda karakteristik ikan terserang penyakit infeksi. Kelainan luar tubuh diantaranya ditandai ada luka, mata cekung, perut kembung, cacar dan yang lainnya. Kelainan organ dalam : hati, uus, ginjal, insang dan yang lainnya (Sunarto, 2005). B. Tujuan 1. Mengenali tanda – tanda ikan sakit-sehat 2. Dapat mengisi laporan pemeriksaan laboratorium II. Tinjauan Pustaka Penyakit pada ikan didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengganggu proses kehidupan ikan, sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara umum penyakit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan (Rochdianto, 2005). Ikan bawal yang telah tersebar dan berkembang serta dikenal oleh masyarakat Indonesia termasuk jenis (species) Colossoma spp. Yaitu Colossoma macropomum dan Colossoma bracipomum. Kedua jenis ikan bawal ini mirip atau identik dengan jenis (spesies) ikan bawal yang disebut Cachama (Colossoma oculus) yang berkembang dan hidup di Amerika dan Venezuella. Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (Omnivora), ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik, disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan gurami dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi sehingga produksinya tiap tahun semakin meningkat (Rokhmani, 2002). Klasifikasi ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) Rokhmani, 2002 adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Cypriniformes Famili : Characidae Genus : Colossoma Spesies : Colossoma macropomum Morfologi ikan bawal air tawar dari arah samping tubuh membulat (oval) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1. Ikan bawal air tawar memiliki bentuk tubuh pipih dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4:1. Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu dan merah. Warna tubuh ikan bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih (Rochdianto, 2005). Penyakit ikan berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan menjadi dua yaitu penyakit non infeksi dan infeksi. Salah satu penyebab penyakit ikan yang cukup berbahaya adalah aktivitas organisme parasit. Parasit adalah organisme yang hidup di luar dan di dalam tubuh ikan yang mendapatkan perlindungan dan memperoleh makanan dari inangnya untuk keberlangsungan hidupnya. Penyakit akibat infeksi parasit menjadi ancaman utama keberhasilan akuakultur. Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dan padat tebar tinggi pada area yang terbatas, menyebabkan kondisi lingkungan tersebut sangat mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit infeksi. Kondisi dengan padat tebar tinggi akan menyebabkan ikan mudah stress sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit, selain itu kualitas air, volume air dan alirannya berpengaruh terhadap berkembangnya suatu penyakit. Populasi yang tinggi akan mempermudah penularan karena meningkatnya kemungkinan kontak antara ikan yang sakit dengan ikan yang sehat ( Rochdianto, 2005). Parasit dapat dibagi menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup diluar tubuh inang atau di dalam liang-liang kulit yang mempunyai hubungan dengan luar kulit sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup dibagian dalam tubuh ikan seperti hati, limpa otak dan dalam sistem pencernaan, sirkulasi darah, pernapasan, dalam rongga perut, daging, otot dan jaringan tubuh lainnya (Khairuman, 2005). III. Materi dan Metode A. Materi Alat yang digunakan pada praktikum Teknik Pengelolaan Kesehatan Organisme Akuatik acara 1 diantaranya 1 set alat bedah, kaca loop, nak pembedahan, alat tulis dan pensil warna, dan akuarium. Bahan yang digunakan pada praktikum Teknik Pengelolaan Kesehatan Organisme Akuatik acara 1 diantaranya ikan sehat, ikan sakit. Materi ikan dapat berupa ikan yang telah dikenal; ikan lele, nila, gurame, kakap merah, bawal bintang dan bawal tawar. B. Metode a. Pengamatan tanda – tanda ikan sehat-sakit - ikan sampel dibiarkan ada diakuarium - diamati cara berenang/cara makannya dan cara bernafas - tanda – tanda abnormalitas tubuh ikan diamati permukaan tubuhnya, produksi lendir dan bentuk ikan dan dicatat hasil pengmatannya. b. Pengamatan tanda kelainan luar tubuh - ikan sampel diletakkan diatas bak pembedahan - diamati bagian tubuh ikan, permukaan tubuh ada luka atau pendarahan atau parasit luar dan organ – organ kelengkapan tubuh dan warna tubuh - buka tutup insang, periksa dan diamati kenormalannya - dicatat hasil pengamatan c. Pengamatan tanda – tanda kelainan dalam tubuh - organ tubuh yang diperiksa antara lain hati, ginjal, limfa, dan gelembug renang - sebelum pembedahan ikan ikan dilap dengan kapas yang telah dibasahi alkohol suaya steril - dilakukan pemotongan melintang dari anus kearah kepala hingga ujung tutup insang - selanjutnya pemotongan dari anus menuju keatas kepala sampai ujung tutup insang, kemudian melanjut kearah bawah sampai ujung peemotongan pertama - organ tubuh sudah tampak, diperiksa dan diamati - apabila bagian luar dan dalam tubuh ikan ada yang menciri penentu ikan sehat atau sakit, digambarkan sealamiah mugkin morfologinya IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Tabel 4.1.1 Data hasil pengamatan tanda-tanda ikan sehat-sakit. Jenis Ikan Ciri - ciri ikan sakit Ciri - ciri ikan sehat Ikan Bawal (Kel. 1) a. Tingkah laku : a. Tingkah laku : - Berenang tidak nomal - Berenang aktif / normal - Nafsu makan berkurang - Nafsu makan normal - Megap - megap - - Mulut menganga - - Ikan melompat - b. Abnormalitas tubuh : b. Abnormalitas tubuh : - Sirip ekor gripis - - Sisik rontok - - Lendir berlebihan - Ikan Lele (Kel. 2) a. Tingkah laku : a. Tingkah laku : - Lemas - - Berenang Pasif - - Terapung - - Nafas terengah - engah - - Tidak nafsu makan - b. Abnormalitas tubuh : b. Abnormalitas tubuh : - Adanya luka / ulcer - - Warna pucat dan kemerah - merahan - Ikan Bawal ( Kel. 3) a. Tingkah laku : a. Tingkah laku : - Berenang miring - Berenang aktif / normal - Tidak mau makan - Nafsu makan normal - Pergerakan tidak lincah - Pergerakan lincah b. Abnormalitas tubuh : b. Abnormalitas tubuh : - Sirip gripis - sirip sedikit gripis Ikan Nila (Kel. 4) a. Tingkah laku : a. Tingkah laku : - Lemas - Nafas stabil - Berenang pasif - - Tidak nafsu makan - b. Abnormalitas tubuh : b. Abnormalitas tubuh : - Adanya luka / ulcer - - Warna pucat dan kemerah - merahan - Ikan Gurame ( Kel. 5) a. Tingkah laku : a. Tingkah laku : - Tidak mau makan - - Gerakan lamban b. Abnormalitas tubuh : b. Abnormalitas tubuh : - Mata ikan cekung - - Sirip geripis - - Timbul bercak merah - - Timbul bercak putih - - Gerakan operkulum lambat - Ikan Bawal ( Kel. 6) a. Tingkah laku : a. Tingkah laku : - Nafas makin hilang - Gerakan aktif - Bukan tutup ingsang tidak normal - b. Abnormalitas tubuh : b. Abnormalitas tubuh : - Sirip punggung dan ekor gripis - Warna tubuh cerah Tabel 2. Hasil data pengamatan tanda-tanda kelainan luar tubuh ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) Jenis Kelainan Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12 Mata Cekung - TAP TAP TAP TAP TAP Sisik Lepas - √ TAP TAP TAP - Sirip Rusak √ √ TAP TAP TAP √ Warna Tubuh Pucat √ Cerah √ Pucat √ Luka pada Kulit dan Mulut √ √ TAP √ TAP √ Perut Kembung - TAP TAP TAP TAP TAP Lendir Banyak - √ ¬TAP √ √ √ Tabel 3. Hasil data pengamatan tanda-tanda kelainan organ dalam ikan Jenis Kelainan Jenis Ikan Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12 Insang Pucat √ Normal TAP TAP TAP Hati Hitam √ Normal TAP TAP TAP Jantung √ Normal Normal TAP TAP TAP Usus Kuning √ Normal TAP TAP TAP Limfa Hitam Normal Normal TAP Hancur TAP Ginjal TAP Normal Normal TAP Hancur TAP Gelembung Renang TAP √ Normal TAP TAP √ *Keterangan : TAP = Tidak ada perubahan Gamabr 4.2.1 Organ dalam Ikan Bawal setelah di bedah. Gambar 4.2.1 Organ dalam Ikan Lele setelah di bedah. Gamabr 4.2.1 Organ dalam Ikan Nila setelah di bedah. Gamabr 4.2.1 Organ dalam Ikan Gurame setelah di bedah. Gamabr 4.2.1 Organ dalam Ikan Bawal Bintang setelah di bedah. Gamabr 4.2.1 Organ dalam Ikan Kakap Merah setelah di bedah. B. Pembahasan Penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh protozoa, helminthes (cacing), dan crustacea (udang-udangan). Parasit protozoa yang dilaporkan menyerang ikan air tawar antara lain meliputi Costia, Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus dan Myxosoma cerebralis. Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu Platyhelminthes, Nematoda, dan Acanthocephala. Di Indonesia dikenal antara lain 2 genus dari kelas Trematoda yang banyak ditemukan menyerang ikan air tawar yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Walaupun masih ada jenis-jenis lain namun kedua jenis cacing tersebut di atas yang paling sering ditemukan pada ikan. Menurut sistimatika penyebabnya, penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh protozoa, helminths (cacing), dan crustacean (udang-udangan). Parasit protozoa yang dilaporkan menyerang ikan air tawar antara lain meliputi Costia, Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus, Myxosoma cerebralis (Khairuman, 2005). • Tanda-tanda Ikan Sehat pada bagian luar : (Kabata, 1985) Ø Gerakannya Aktif. Ø Nafsu makan tinggi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melihat suatu ikan, apakah dalam keadaan sakit atau tidak. Ø Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Ø Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Ø Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Ø Bentuk tubuh ikan yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat. Ø Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Ø Umumnya ikan yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Ciri-ciri ikan yang sehat : * Organon-visus (mata) jernih dan cerah * Kulit sedikit berlendir * Gerak refleks baik * Gerakan lincah * Warna ikan cerah * Bagian ventral (perut) tubuh * mendatar * Bagian cauda (ekor) horizontal atau terangkat keatas * Pinna caudalis mengembang seperti kipas • Tanda-tanda Ikan Sakit pada bagian luar : Ciri ikan yang sakit, biasanya dia menyendiri dan melipat ekor. Tapi bukan berarti itu saja, ikan yang sakit juga bisa dilihat dari penampilan fisik tubuh mereka. Misalnya ikan yang sakit ulcer/ borok, masih berenang -renang dengan aktif dan makannya juga banyak. Badan ikan kena parasit/kutu, white spot. Malas, tidak mau makan. Keseimbangan terganggu, menggantung dipermukaan air, menggosok-gosokkan tubuhnya di benda lain. Cirri-ciri penyakit ini biasanya karena ikan tersebut sedang stress. Bintik-bintik merah pada seluruh permukaan tubuh dan sirip, timbul luka pada permukaan tubuh. Cirri-ciri ini muncul pada ikan yang tersetang Carp Erithrodermatitis. Pembengkakan kulit, penonjolan pada kulit di pangkal ekor. Merupakan gejala dari carp pox. Berenang secara tidak normal, menggelepar mnggelepar kemudian diam di dasar perairan, menggantung di permukaan air. Ikan berwarna gelap, satu matanya rusak, yaitu cirri-ciri dari viral haemorhagic septicaemia. ciri ikan yang sehat adalah ikan yang pada saat pemberian pakan bersifat aktif dalam mengambil makan, sedangkan gejala ikan yang sakit adalah tidak mempunyai nafsu makan dan cenderung menghindari pakan. Maka dapat disimpulkan bahwa ikan yang terambil sebagai sampel adalah ikan yang sehat (Fidyandini H.P, Subekti S. dan Kismiyati, 2012). • Tanda-tanda Ikan Sehat pada bagian organ dalam Insang berwarna merah hati . dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi. Menyerap oksigen dan mengeluarkan carbondioksida. Gelembung renang berisi udara, bersifat netral. Dgn begitu, ikan bisa tidur di dalam air tanpa tenggelam ke dasar periran atau mengambang ke permukaan. Tanda-tanda Ikan Sakit pada bagian luar Warna Tubuh Menjadi gelap, nafsu makan berkurang, nafas tersengal-sengal, sering berada pada permukaan air. Gejala ini biasanya timbul akibat ikan kekurangan oksigen. Ikan lebih sering menyendiri di sudut kolam, geraknya kurang lincah, sebelum muncul tanda merah tau bitik putih pada kulitnya ikan menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam. Itu di akibatkan adanya kutu atau jamur pada tubuh ikan serta nafsu makan berkurang. Seandainya ada ikan dengan ciri-ciri tersebut sebaiknya ikan di pisahkan dengan yang lainnya (karantina) sambil di beri pengobatan dan berikan juga heater (Kabata, 1985). • Tanda-tanda Ikan Sakit pada organ dalam Respirasi tidak seimbang, produksi lendir berlebihan. Penyakit ini dikarenakan oleh suhu yang tidak sesuai dengan tubuh ikan. Darah berwarna abu-abu kecoklatan ( terbentuk meta-haemoglobin ), tidak bisa mengikat O2 ( pada ikan ar tawar ), penyaringan nitrit dilakukan oleh CL- dalam pertukaran ion dengan bicarbonate ( HCO3- ). Terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya necrosis pada lapisan epitheliumnyaakibat protein dalam keadaan masam. Karena keracunan zat besi, abonemen ikan bewarna kecoklatan. Kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan menyebabkan terjadinya degenerasi lemak pada hati. Kekurangan vitamin B-2 (Riboflavin) menyebabkan kataraks, photopobia, pendarahan pada nostril dan overcullum. Ikan yang terkena infectious dropsy, memiliki cirri-ciri bagian perut menggelembung, berisi cairan berwarna kuning. Insang meradang. Terjadi pendarahan pada organ tubuh. Ikan yang terkena collumnaris diseases, berciri-ciri terdapat bercak putih pada sel integument. Lamella insang telah dimakan oleh bakteri shg pernafasan ikan menjadi terganggu (Fidyandini H.P, Subekti S. dan Kismiyati, 2012). Parasit yang ditemukan dalam tubuh ikan ketika praktikum adalah Chilodonella sp. Menurut jurnal Chilodonella sp adalah parasit bersilia berbentuk seperti jantung atau bawang, dengan rata penampilan. Silia yang terletak longitudinal di parasit dan dapat dilihat sebagai terlihat striations. Chilodonella bisa bertahan berbagai rentang suhu, ditemukan di seluruh dunia, dan dapat bertahan di air payau Brooklynella hostilis adalah kelautan rekan bernama setelah penemuannya di akuarium Brooklyn. Kedua parasite sangat kerusakan jaringan patogen dan berat dapat terjadi sebelum patologi bruto adalah terlihat. Tanda-tanda klinis meliputi gangguan pernapasan (terengah-engah, pipa, opercular melebar, peningkatan gilling), sirip dijepit, penampilan compang-camping untuk kulit, kelebihan produksi lendir, ulkus kulit sekunder, insang patologis perubahan termasuk hiperplasia dan fusi lamella, depresi, dan diagnosa kematian didasarkan pada pengamatan parasit pada gunung pemeriksaan basah kulit dan insang. Chilodonella bergerak dalam gerakan meluncur atau gerakan melingkar pada persiapan basah-gunung (Kabata, 1985). Kerugian akibat infestasi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian akibat infeksi organisme patogen lain seperti virus dan bakteri, namun infestasi ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme patogen yang lebih berbahaya. Kerugian non lethal lain dapat berupa kerusakan organ luar yaitu kulit dan insang, pertumbuhan lambat dan penurunan nilai jual. Daya tahan tubuh ikan mempengaruhi adanya banyaknya infestasi ektoparasit. Semakin lemah daya tahan tubuh ikan maka semakin lemah pergerakan ikan tersebut, sehingga semakin mudah parasit menyerang (Sunarto, 2005). Keberadaan parasit pada ikan bawal air tawar merupakan penemuan untuk menambah data tentang keberadaan parasit pada ikan ini. Hingga kini data mengenai penyakit dan parasit pada ikan air tawar masih jarang. Ikan ini dianggap tahan terhadap serangan penyakit. Namun pada penelitian ini kami menemukan bahwa ikan ini terkena serangan penyakit jamur (belum teridentifikasi). Serta terdapat sedikitnya tiga genus parasit pada ikan ini. Hal ini di karenakan pakan yang tidak sesuai serta kualitas air yang tidak dijaga. Kualitas air merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan, sehingga apabila tidak memenuhi persyaratan maka air tersebut akan menjadi sumber penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu perlu dijaga kondisi kualitas air yang optimum bagi ikan sehingga ikan akan selalu sehat dan tidak stres serta tidak mudah terserang penyakit maupun parasite (Jasmanindar, Y, 2011). V. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum Teknik Pengelolaan Kesehatan Organisme Akuatik acara 1 diantaranya: 1. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa ikan yang sakit dan yang tidak itu bisa dilihat dari parameter ikan sakit / sehat (cara berenang, cara makan, cara bernafas). Dan ke abnormalitasan tubuh ikan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit yang menempel pada tubuh ikan. 2. Pada hasil data pengamatan tanda-tanda ikan sakit dan sehat, ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) sehat memiliki ciri-ciri gerakan renang yang cepat atau normal dan nafas yang lebih lambat. Sedangkan, pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) sakit gerakan renang yang lambat dan nafas lebih cepat. Pada hasil data pengamatan tanda-tanda kelainan luar tubuh ikan, lele dumbo (Clarias gariepinus) sakit mengalami kerusakan sirip, warna tubuh yang pucat, terdapat luka pada kulit dan mulut, dan produksi lendir berlebihan. Dan pada hasil data pengamatan tanda-tanda kelainan dalam ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang sakit, tidak ada perubahan (TAP) pada insang, organ hati, jantung, usus, limfa dan ginjal. DAFTAR REFERENSI Aprianto, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kansius. Jakarta Aryani N., Henny S., Iesje L., Morina R. 2004. Parasit dan Penyakit Ikan. UNAI Press. Pekanbaru. Cholik F., Ateng G.J., Poernomo P., Ahmad J. 2005. Akuaklutur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. PT.Victoria Kreasi Mandiri. Jakarta Fidyandini, H.P., Subekti S., dan Kismiyati. 2012. Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Yang Dipelihara Di Karamba Jaring Apung Upbl Situbondo Dan Di Tambak Desa Bangunrejo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo. Surabaya Jasmanindar, Y. 2011. Prevalensi Parasit Dan Penyakit Ikan Air Tawar Yang Dibudidayakan Di Kota/ Kabupaten Kupang. Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Kabata Z. 1985. Parasite and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. L Press. London Khairuman, 2005. Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif .AgroMedia Pustaka. Jakarta. Rochdianto, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus carpio Linn) Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan Rokhmani, 2002. Beberapa Parasit pada Budidaya Ikan Gurami di Kabupaten Banyumas. Sains Akuatik. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.UMP Sunarto A. 2005. Epidemiologi Penyakit Koi Herpes Virus (KHV) di Indonesia. Pusat Riset Perikanan budidaya. Jakarta.